Implikasi Peraturan Baru Terhadap Prosedur Pemeriksaan Pajak

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 15 Tahun 2025, yang mulai berlaku 
pada 14 Februari 2025, membawa sejumlah perubahan signifikan dalam prosedur 
pemeriksaan pajakPerubahan ini mencakup tahapan pemeriksaanhak-hak Wajib Pajak, 
serta jangka waktu yang diberikan dalam proses pemeriksaan. Tujuan utama dari 
peraturan ini adalah meningkatkan transparansiefisiensi, dan akuntabilitas dalam 
pelaksanaan pemeriksaan pajakBerikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai 
implikasi dari peraturan baru ini.

Pembahasan Temuan Sementara
Salah satu perubahan penting yang diatur dalam PMK 15/2025 adalah kewajiban 
bagi pemeriksa pajak untuk melakukan Pembahasan Temuan Sementara dengan Wajib 
Pajak sebelum diterbitkannya Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP). Tahapan 
ini memberikan ruang bagi Wajib Pajak dan pemeriksa pajak untuk mendiskusikan 
temuan sementara hasil pemeriksaan.
Pembahasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa temuan yang dihasilkan telah 
didasarkan pada bukti yang kuatrelevan, dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan. Hasil dari pembahasan tersebut akan dituangkan dalam 
berita acara sebagai dokumen resmi (PMK 15/2025 Pasal 1 angka 34). Tahapan ini 
memberikan peluang bagi Wajib Pajak untuk memahami dasar temuan pemeriksa dan 
menyampaikan klarifikasi atau bukti tambahan yang relevan.
Hak Wajib Pajak dalam Pemeriksaan
PMK 15/2025 juga mempertegas hak-hak Wajib Pajak selama proses pemeriksaan
Dalam pembahasan temuan sementara maupun tahapan lainnya, Wajib Pajak diberikan 
hak untuk:
  • Memberikan atau memperlihatkan bukucatatandokumen, dan keterangan lain yang relevan.
  • Menghadirkan saksi ahli untuk memberikan penjelasan tambahan terkait temuan pemeriksa pajak (PMK 15/2025 Pasal 8 ayat 2e-f).
Hak-hak ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk menciptakan 
proses pemeriksaan yang lebih transparan dan adilDengan adanya hak tersebut, Wajib 
Pajak memiliki kesempatan untuk membela posisinya secara lebih komprehensif.
Tahapan Diskusi dalam Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan kini melibatkan beberapa tahapan diskusi yang lebih 
terstruktur antara Wajib Pajak dan pemeriksa pajakTahapan-tahapan tersebut meliputi:
  1. Pembahasan Temuan Sementara
    Tahap ini dilakukan satu bulan sebelum SPHP diterbitkan. Pada tahap ini, Wajib Pajak dapat memberikan tanggapan awal terhadap temuan sementara yang  disampaikan oleh pemeriksa pajak.
  2. Pembahasan SPHP (Closing)
    Setelah SPHP diterbitkandilakukan diskusi lanjutan antara Wajib Pajak dan pemeriksa pajak terkait hasil pemeriksaan yang telah dirangkum dalam SPHP.
  3. Pembahasan dengan Tim Quality Assurance (QA)
    Sebelum penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP), dilakukan pembahasan akhir dengan Tim QA untuk memastikan bahwa hasil pemeriksaan telah sesuai dengan prosedur dan ketentuan perpajakan.
Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk memberikan ruang dialog yang cukup antara Wajib 
Pajak dan otoritas pajak sehingga keputusan akhir dapat diambil secara objektif 
berdasarkan data dan fakta.
Perubahan Jangka Waktu Tanggapan
Perubahan lain yang cukup signifikan adalah terkait jangka waktu tanggapan atas 
SPHP. Jika sebelumnya Wajib Pajak diberikan waktu tujuh hari kerja untuk 
menyampaikan tanggapan atas SPHP, kini waktu tersebut dipersingkat menjadi hanya 
lima hari kerja. Selain itutidak ada lagi aturan terkait perpanjangan waktu penyampaian 
tanggapan atas SPHP seperti yang diatur dalam peraturan sebelumnya.

Pengurangan jangka waktu ini menunjukkan upaya pemerintah untuk 
mempercepat proses administrasi perpajakanNamunhal ini juga menuntut kesiapan 
lebih dari pihak Wajib Pajak untuk segera merespons hasil pemeriksaan dalam waktu 
yang lebih singkat.
Dampak terhadap Proses Pemeriksaan
Dengan diberlakukannya PMK 15/2025, proses pemeriksaan pajak menjadi lebih 
terstruktur dan terfokus pada dialog antara otoritas pajak dan Wajib Pajak. Pembahasan 
Temuan Sementara memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk 
menyelesaikan potensi sengketa lebih awal sebelum masuk ke tahap akhir. Selain itu
penguatan hak-hak Wajib Pajak diharapkan dapat menciptakan hubungan yang lebih 
seimbang antara otoritas pajak dan masyarakat.
Namun demikianpengurangan jangka waktu tanggapan atas SPHP menjadi 
tantangan tersendiri bagi Wajib Pajak. Mereka perlu mempersiapkan diri dengan lebih 
baik agar dapat merespons hasil pemeriksaan secara tepat waktu dan akurat. Hal ini 
menuntut koordinasi internal yang lebih baik dari pihak perusahaan atau individu yang diperiksa.

You May Also Like

About the Author: Octavia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.